Isibola – Jakarta, Proses akuisisi Newcastle United dituding merupakan upaya sportswashing Arab Saudi. Pemerintah Inggris memilih untuk tak ikut campur dan menyerahkan seluruh prosesnya kepada Premier League.
Arab Saudi, lewat Public Investment Fund (PIF) pimpinan Pangeran Mohammed bin Salman, dituding ingin memperbaiki citra mereka di dunia internasional lewat olahraga.
Pembelian Newcastle seharga 300 juta Paun dianggap hanyalah upaya menutupi reputasi mereka yang buruk dalam pelanggaran hak asasi manusia (HAM). Salah satu anggota parlemen Britania Raya, John Nicolson, mempertanyakan hal ini kepada Menteri Kebudayaan Oliver Dowden dalam sebuah pertemuan.
“Dengan catatan yang dimiliki Arab Saudi terkait penculikan, penyiksaan, dan pelanggaran HAM lainnya, belum menghitung pembunuhan sadis Jamal Khashoggi, bagaimana mungkin dia (Pangeran Mohammed) bisa dianggap orang yang pantas?” kata Nicolson, dikutip Daily Mail.
“Seperti yang anda tahu, uji kelayakan pemilik dilakukan oleh Premier League dan saya tak mau berprasangka buruk. Saya akan sedikit mempermasalahkan karakterisasi dirinya secara pribadi,” ujarnya.
“Pertama-tama, dana yang dipakai adalah kekayaan milik negara, bukan miliknya pribadi. Kita punya hubungan luar negeri yang baik dengan Arab Saudi, tapi kita juga tak malu untuk mengangkat pembicaraan pelanggaran HAM yang anda sebut tadi, dan kita akan terus bersikap begitu,” sambung Dowden.
Nicolson kemudian bertanya apakah pemerintah Inggris akan campur tangan seandainya proses akuisisi itu disetujui Premier League, mengingat Pangeran Mohammed akan memiliki kuasa penuh akan Newcastle. Dowden pun menyebut itu urusan Premier League.
“Menurut saya, itu adalah masalah mereka (Premier League). Saya sudah cukup puas mereka melakukan tes kelayakan tersebut,” kata menteri 41 tahun itu.
Namun, salah satu hal yang kini menjadi ganjalan adalah tudingan bahwa Arab Saudi terlibat dalam streaming ilegal pertandingan-pertandingan sepakbola.
beIN Media Group, pemegang hak siar Premier League untuk kawasan Timur Tengah dan Afika Utara, sudah mengirim surat ke Premier League dan para pemilik klub Premier League untuk mendorong mereka agar tidak menyetujui penjualan Newcastle United ke PIF.
Menurut Forbes, surat yang ditujukan ke CEO Premier League itu di antaranya berisikan tulisan, “Pembeli Newcastle merupakan entitas yang juga sudah mencuri hak komersial Premier League (dan Newcastle) selama 3 tahun, dan masih terus melakukannya.”
Surat itu juga menyatakan, “Menurut kami, penting buat Premier League untuk melakukan investigasi menyeluruh terhadap pembeli potensial klub itu, termasuk seluruh direktur, pejabat, dan perwakilan lainnya dari KSA PIF atau pihak Arab Saudi lain yang terlibat di dalamnya atau mendanai akuisisi itu.”
Disebutkan pula dalam surat dari grup Qatar tersebut, masalahnya ada pada penjualan set top box beoutQ di penjuru Arab Saudi, beberapa di antaranya dipasarkan dengan menggunakan logo Premier League, Serie A, dan LaLiga.
“Oleh para pengguna di Reddit, layanan beoutQ digambarkan sebagai ‘Netflix-nya bajakan’, menyediakan akses ke lebih dari 10 ribu seri televisi dan film internasional buat para penggunanya,” demikian Forbes.