Gelandang Atalanta Papu Gomez Warga Italia Kerap Langgar Aturan, Korban Meninggal Akibat Covid-19 Meningkat

Gelandang Atalanta Papu Gomez Warga Italia Kerap Langgar Aturan, Korban Meninggal Akibat Covid-19 Meningkat

Isibola – Bergamo,  Gelandang Atalanta, Alejandro Papu Gomez, menyayangkan warga Italia yang kerap melanggar imbauan pemerintah untuk beraktivitas di rumah demi meminimalisasi penyebaran virus corona Covid-19. Dia juga mengaku sering melihat warga Italia mencoba mengindari lockdown.

Padahal, pemerintah Italia sebelumnya telah melarang masyarakat untuk keluar rumah berangkat bekerja atau sekadar jalan-jalan demi menghindari virus corona Covid-19. Tapi, Papu Gomez menyaksikan bagaimana banyak orang di Kota Bergamo, tempat dia tinggal, tidak mematuhi aturan tersebut.

“Tetap saja ada orang di jalan-jalan. Ada yang keluar untuk berlari, ada yang pergi ke taman untuk sit-up,” ujar Papu Gomez, seperti dilansir Daily Star.

“Ada yang mengajak anjingnya jalan-jalan karena mereka bosan di rumah atau ada juga yang bohong agar bisa ke supermarket. Saya tak keluar untuk lari-lari sekalipun saya olahragawan dan itu tugas saya,” kata pemain asal Argentina ini.

Korban meninggal dunia di Italia akibat virus corona Covid-19 hingga kemarin (23/3/2020) mencapai lebih dari 6 ribu orang. Sementara kasus orang terinfeksi Covid-19 mencapai 63.927, paling parah di benua Eropa.

Baca Juga :  Barcelona Dan PSG Tutup Negosiasi Transfer Neymar, Jumat (30/8)

Kompetisi Liga Italia Serie A sudah dihentikan sementara sejak 9 Maret 2020. Sebanyak 134 dokter dari 600 dokter jatuh sakit atau masuk karantina selama penanganan virus corona Covid-19 di Bergamo. Bahkan tiga dokter meninggal dunia.

Papu Gomez berharap warga Italia tidak lagi menganggap remeh virus corona Covid-19. Dia mengaku sedih melihat kondisi Italia sekarang dan berdoa pandemi ini berakhir di seluruh dunia.

https://youtu.be/SAdc9CA0HFs

“Saya pikir sejak awal ada banyak misinformasi dan semua mengangap remeh penyakit ini. Kami kira hanya flu biasa, virus yang biasa muncul pada musim dingin. Jadi, kami tetap menjalankan kehidupan sebagaimana biasa,” tutur Papu Gomez.

“Suatu hari, militer datang membawa peti-peti jenazah dan mengkremasi jenazah-jenazah itu di suatu tempat karena sudah tidak ada lagi ruang untuk dikuburkan di sini. Setiap pagi saya menyaksikan berita, yang ada hanya berita buruk,” ucap pemain berusia 32 tahun ini.

Papu Gomez

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *